![]() |
| Kebakaran di satu ruang kelas di SD Negeri 21 Kemantan, Desa Selalong, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. |
Garisnusantara.com, Sekadau- Dalam kurun waktu satu minggu, warga di Dusun Kemantan Desa Selalong, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat digegerkan dengan terjadinya insiden kebakaran sebanyak tiga kali berturut-turut.
Kebakaran pertama terjadi pada tanggal 20 Mei 2025, satu unit rumah warga bernama Yuliana (53) di area pemukiman di Dusun Kemantan Rt. 005 Rw. 002 Desa Selalong terbakar.
Kebakaran bermula saat korban sedang menyalakan mesin air dan duduk di depan rumah. Secara tiba-tiba, meteran listrik di rumah tersebut terbakar, api menjalar cepat hingga membakar sekam padi yang berada di depan rumah. Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Kerugian materil korban ditaksir mencapai Rp 30 juta.
Selanjutnya, kebakaran terjadi di tanggal 26 Mei 2025 di wilayah yang sama. Rumah yang terbakar milik seorang warga bernama Andi. Kali ini kebakaran lebih besar dan meratakan rumah korban dengan tanah.
Insiden ketika, kebakaran terjadi pada Kamis, tanggal 29 Mei 2025 sekitar pukul 15.00 WIB. Bukan rumah warga, tetapi api kali ini menghanguskan satu ruang kelas di SD Negeri 21 Kemantan yang juga masih satu wilayah di Desa tersebut.
Tiga insiden kebakaran yang penyebabnya sama-sama korsleting listrik inipun mencuri menimbulkan keresahan warga setempat, memantik perhatian masyarakat dan menjadi atensi pemerintah daerah. Bupati Sekadau Aron beserta sejumlah kepala OPD didampingi Kepala Desa Selalong, Kusvenso, bahkan meninjau lokasi kebakaran.
Kepala Desa Selalong, Kusvenso, mengatakan dengan adanya tiga kejadian berturut ini pihaknya telah mengambil beberapa langkah penanganan. Satu di antaranya dengan menyampaikan langsung kepada pihak PLN Sekadau untuk dapat segera mengambil tindakan pemeriksaan terhadap semua instalasi listrik di desa tersebut, mulai dari gardu induk sampai dengan jaringan ke rumah-rumah.
Kepada masyarakat juga telah disampaikan agar memastikan instalasi listrik di masing-masing rumah tetap aman. Memutus aliran listrik yang tidak terpakai dan memastikan agar kabel-kabel yang ada dapat diakses dengan mudah.
" Kami juga akan melaksanakan rembuk warga. Panitia tolak bala juga sudah dibentuk, jadi nanti akan dilaksanakan ritual adat tolak bala pada Minggu (1/6/2025) setelah ibadah hari minggu, berlokasi di batas kampung, " ujar Kusvenso.
Adanya kejadian ini, menjadi pengingat bagi kita semua bahwa penting memastikan instalasi listrik terpasang dengan baik dan dipasang di tempat-tempat yang mudah diakses. Sehingga memudahkan dalam hal perawatan dan penanganan bila terjadi kerusakan.

